Oleh Bambang Saputra – Sekretaris Umum MES Balikpapan
Pasar industri halal global sangat potensial untuk mengakselerasi perekonomian Indonesia, salah satunya melalui aktivitas ekspor produk-produk halal. Laporan State of The Global Islamic Economy Report 2020/21 menyebutkan konsumsi Muslim Global mancapai 2,02 triliun dolar AS dan memiliki tren kenaikan tiap tahun sebesar 3,2%. Sebagai negara Muslim terbesar di dunia, peringkat Indonesia cukup baik dalam Global Islamic Economy Indicator 2020, di mana Indonesia rata-rata masuk dalam 10 besar, seperti makanan halal masuk peringkat ke-2, fesyen peringkat-3, keuangan syariah peringkat ke-6, dan farmasi peringkat ke-9. Butuh komitmen dan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan terutama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendorong pelaku usaha halal untuk Go digital, Go ekspor, dan Go global.
Dalam konteks Local Halal Hub, Kalimantan Timur (Kaltim) juga harus menangkap peluang tersebut karena akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di mana produk-produk halal di Kaltim termasuk produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) akan menjadi brand nasional. Sebenarnya Indonesia telah memiliki brand lokal yang telah go global seperti Indofood, Mayora, Garuda Food, Wardah, Marta Tilaar, Asia Pulp, dan Paper Sinarmas. Kaltim dapat berkiblat pada brand tersebut termasuk berkolaborasi dengan seluruh para pemangku kepentingan lokal dan nasional untuk mengangkat produk-produk halal Kaltim dengan merancang program strategis Nusantara Halal Hub (NHH).
NHH nantinya dapat disinergikan dengan ekosistem Global Halal Hub (GHH) yang telah diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin pada akhir Januari 2022 sebagai sarana untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia 2024.
NHH sendiri merupakan sebuah ekosistem kolaborasi untuk mempercepat pengembangan produk halal unggulan lokal wilayah Kaltim untuk merambah pasar nasional dan global. Kolaborasi ini dibangun untuk branding nusantara sebagai IKN baru yang nantinya mendorong Indonesia sebagai negara eksportir produk halal terbesar di dunia.
Adanya program strategis NHH sendiri di Kaltim setidaknya memiliki banyak manfaat. Pertama, menggerakkan ekonomi rakyat melalui penjualan produk halal. Kedua, dapat mengintegrasikan data industri halal dan UMKM secara terkini dan terstruktur. Ketiga, menyinergikan seluruh lembaga sehingga pelatihan dan pembinaan pelaku usaha menjadi lebih efektif dan efisein. Keempat, dapat menggabungkan atau mengonsolidasikan rantai pasok sehingga dapat menekan biaya logistik Kelima, menjadi momen untuk mempromosikan produk halal dan pariwisata halal Kaltim secara nasional dan internasional. Keenam, menarik investasi lokal, nasional, dan global ke Kaltim. Ketujuh, Nusantara dan Kaltim akan menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Beberapa langkah jangka pendek yang dapat dilakukan oleh Pemda bersama para pemangku kepentinga terkait lainnya adalah membentuk satuan tugas khusus NHH yang memiliki empat tugas utama, yaitu: (i) bersinergi dalam mempercepat dan mengakselerasi sertifikasi halal di Kaltim agar pelaku UMKM dapat lebih diterima konsumen, baik dalam maupun luar negeri; (ii) membangun ekosistem halal value chain melalui integrasi antara usaha kecil, menengah, dan besar; (iii) berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Kementerian terkait seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan instansi terkait untuk membentuk Kawasan Industri Halal (KIH) di Nusantara yang merupakan pondasi utama GHH dan NHH di mana pengembangan KIH nanti juga dapat diintegrasikan dengan pengemangan kasawan wisata halal yang bersinergi dengan Kementerian Pariwisata; dan (iv) melakukan inkubasi bisnis berbasis produk halal untuk pengembangan industri halal yang berdaya saing yang bersifat end-to-end, mulai dari sistem produksi hingga pemasaran global.
Halal tidak lagi hanya merepresentasikan sesuatu yang boleh dilakukan, digunakan, dan dikonsumsi menurut hukum Islam. Namun, telah menjadi brand, lifestyle branding, business opportunity, bahkan dapat menjadi brand identity IKN Nusantara ke depannya. ***