Ritual Ngalap Berkah Nuansa Pesantren

Sumber : nu.or.id

Pelaksanaan ibadah di tengah pandemi telah memaksa masyarakat untuk melakukan aktivitas ibadah di rumah saja. Meskipun demikian, Ramadhan tahun ini tetap menjadi momentum refleksi untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Dalam rangka menyambut momen suka cita dan penuh keberkahan ini, MES menghadirkan rangkaian ngaji Ramadhan melalui program Ngabuburit (Ngaji Bersama Nunggu Bedug Maghrib TIba) secara virtual.

Program Ngabuburit ini dapat diikuti oleh seluruh lini masyarakat karena memanfaatkan aplikasi Zoom Meeting. Aktivitas ngaji yang diselenggarakan setiap Kamis dan Jumat tersebut menerapkan sistem tradisional pesantren model Bandongan. Kitab yang menjadi rujukan kajian adalah al Muamalah al Maliyah.

Lazimnya ngaji Ramadhan di pesantren, terdapat pemilihan kitab yang akan menjadi pedoman oleh setiap ustadz dalam menyampaikan konsep pembelajaran kepada para santri. Pengurus Pusat MES, Moch Bukhori Muslim menjelaskan alasan dipihnya kitab Al Muamalah Al Maliyah sebagai rujukan kajian ngaji Ramadhan.

“Kita melihat para pesertanya sudah memiliki dasar pembelajaran ekonomi Islam di perguruan tinggi, kemudian dalam pengajian ini kita menerangkan maksud dan praktiknya seperti apa pada konteks yang disebutkan didalam kitabnya.” jelasnya

Lebih lanjut, Bukhori juga menekankan bahwa sistem Bandongan merupakan metode yang multifungsi. Selain memperoleh ilmu ekonomi Islam dalam  perspektif para ulama juga diperoleh pemahaman mengenai ilmu tata bahasa.

“Konsep ngaji seperti kemarin sangat bagus, kita belajar tentang ekonomi Islam atau muamalat Maliyah dari teks arab langsung. Selain kita belajar materi ekonomi Islam sekaligus kita belajar Bahasa arab.”imbuhnya

Selain itu, pria yang juga anggota DSN-MUI ini meyakini bahwa untuk memperoleh pembelajaran Bahasa Arab secara efektif diperlukan penerapan sistem Bandongan melalui pendekatan ilmu nahwu dan shorof.

“Sampai saat ini metode bandongan diyakini sangat efektif untuk memahami teks Arab yang menjadi sumber kajian ekonomi syariah di kitab salaf. Bagi pemula juga sangat menguntungkan karena bisa dijelaskan kedudukan kalimat secara nahwu shorof akan lebih tepat untuk memahami makna sebuah teks.”pungkas Bukhori

Senada dengan Bukhori, Pengurus Pusat MES Iman Ni’matallah sepakat terhadap pendekatan ngaji metode Bandongan yang sarat akan sistematika pemikiran ulama salaf di Nusantara.

“Ngaji Bandongan seperti yang dikemas oleh pesantren Nusantara memiliki kelebihan antara lain bisa memahami metodologi ilmiah para ulama yang menyusun karangan kitabnya sekaligus memahami Bahasa arab.”jelasnya

Lebih lanjut, menurut Iman konsep ngaji dengan menggunakan sanad berfikir dari para ulama sangat menarik untuk dikaji secara bersama, khususnya para generasi muda dalam mendalami tradisi ilmiah.

“Konsep ngaji sangat bagus, kembali mengajak generasi muda untuk mendalami tradisi ilmiah yang sudah sejak lama dikembangkan oleh para ulama. Ternyata mengaji Fiqh itu sangat menarik, tidak hanya memahami dalil tetapi juga memahami para Ulama melakukan istinbath hukum menjadi profuk Fiqh.” Pungkas Iman

Berita terkait  Muslim Youth as a locomotive of economic self-reliance

Menembus Batasan Physical Distancing dengan Ngaji Virtual

Sementara  itu pada waktu yang sama juga telah berlangsung program ngaji Ramadhan oleh beberapa pengurus daerah. Salah satu agenda ngaji tersebut dilangsungkan oleh PD MES Jawa Tengah dengan mengusung tema mengenai Bisnis Islam.

Pengurus Daerah MES Jateng, Agung, menyampaikan bahwa program ngaji Ramadhan merupakan aktivitas rutin yang diselenggarakan setiap tahun untuk mengedukasi dan literasi ekonomi syariah di masyarakat.

“Kajian ini sebenarnya telah menjadi program rutin oleh MES Jateng, program rutin yang dilaksanakan setiap Ramadhan yang biasanya dilaksanakan secara bergulir secara tatap muka di beberapa tempat sambil berbuka puasa, namun dengan situasi pandemi kita maksimalkan melalui daring. Tujuannya adalah edukasi dan literasi.” Jelas Agung

Lebih lanjut, Agung juga menyatakan latar belakang pemilihan tema Bismillah (Bisnis Ini Milik Allah) dalam program ngaji tahun ini karena bebarengan dengan situasi kondisi bisnis Islam yang telah terhimpit oleh keadaan pandemi.

“kita ingin ada kontribusi MES Jateng terhadap kondisi bisnis Islam di masa Covid ini, nanti outputnya ingin merumuskan naskah strategi terhadap pengembangan bisnis Islam yang selanjutnya akan terbentuk semacam komunitas Bisnis.”paparnya

Pengajian virtual yang digelar  secara rutin bertujuan untuk menciptakan rantai bisnis syariah melalui mediator yang menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dengan memanfaatkan jaringan teknologi digital.

“Kita ingin membangun jaringan pengusaha muslim, khususnya yang bergerak di mikro dan UMKM syariah untuk beriringan bersama dalam komunitas dengan tujuan membentuk aliansi digital syariah melalui website yang menghubungkan antara shahibul maal yakni lembaga keuangan syariah, BMT sebagai user dan UMKM sebagai agen.”imbuhnya

Pria yang juga menjadi Dosen di salah satu Universitas Jawa Tengah ini merasa senang dengan pengajian yang dilaksanakan secara daring, pihaknya beranggapan bahwa sistem online memberikan kelebihan yang tidak bisa diperoleh ketika dilakukan secara offline.

“Sebelumnya sudah ada pengajian setiap dua bulan sekali yang telah dilaksanakan secara tatap muka, adanya covid ini menjadikan sistem ngaji menjadi daring dan ternyata lebih efektif. Sistem ngaji yang berlangsung sebelumnya hanya diikuti sekitar 30 peserta disebabkan keterbatasan ruang dari tuan rumah sedangkan dengan virtual peserta bisa mencapai 90 orang dan sebaran peserta juga lebih luas.”pungkasnya

Selain PD MES Jateng, PD MES Kota Tegal juga andil menyemarakkan Ramadhan dengan beberapa kajian yang diselenggarakan dalam ruang lingkup internal. Pengurus Daerah MES, Ludy Arlianto mengungkapkan iktikad silaturrahim antar anggota yang disematkan dalam setiap agenda ngaji virtual ini merupakan langkah yang tepat di tengah situasi pandemi sekarang ini.

Berita terkait  Collaboration Lazisnu and MES Jember help fishermen and coastal communities

“Tentunya  di kondisi yang ada saat ini, kemarin itu salah satu solusi yang bisa kita lakukan secara efektif dan lebih fleksibel, selain tholabul ilmi juga sekaligus silaturrahim tanpa perlu keluar rumah.”jelas Ludy

Sementara ngaji Ramadhan telah berlangsung, Ludy Menyatakan bahwa ada keberlanjutan sesi ngaji sekaligus silaturrahmi yang akan direncanakan setiap dua bulan sekali.

“Rencananya setelah ini akan mengadakan kajian secara rutin setiap dua bulan sekali dengan sistem bergilir jika kondisi memungkinkan, tapi jika masih dalam suasana Covid kita akan menerapkan secara virtual.”ungkapnya

Tidak hanya MES di daerah, PWK MES Malaysia juga turut menjadikan Ramadhan sebagai momentum ngaji ekonomi syariah secara virtual. Pengurus Wilayah Khusus, M. Mahbubi Ali, menjelaskan adanya pergeseran rencana segmentasi event kajian internal menjadi publik disebabkan karena membeludaknya jumlah peserta ngaji Ramadhan.

“Kita memiliki dua kriteria tema yang masing-masing memiliki fokus berbeda, tema tematik untuk penguatan internal dan tema isu untuk masyarakat umum, Cuma karena banyaknya permintaan jadi tema internal kita buka secara umum, sehingga saat ini tidak ada pengajian untuk internal.”pungkasnya

Lebih lanjut, Ketua PWK MES Malaysia menyebutkan sebelumnya program ngaji yang diusung di bulan Ramadhan ini merupakan kajian rutin yang telah diterapkan oleh MES Malaysia.

“Kajian seperti ushul fiqh itu sudah dimulai sebelum Ramadhan, ada beberapa sesi yang bertatap muka secara langsung. Hanya saja pas momen Ramadhan dan adanya Covid ini kemudian kita buat online. Sebenarnya banyak program lanjutan kecuali kajian takaful.”jelasnya

Di penghujung wawancara, pihaknya menyatakan motivasi menyelenggarakan kajian secara massif adalah untuk memberikan wadah keilmuan, khususnya dalam sektor ekonomi dan keuangan syariah.

“Mewadahi teman-teman pegiat ekonomi syariah dan memberikan tiga manfaat kepada para pemangku kepentingan. Seperti pengurus sendiri pada kajian intenal, kemudian memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya untuk para TKI dan yang terakhir adalah memberikan manfaat kepada para akademisi serta mahasiswa untuk pengembangan keilmuan.”Pungkas Ali

Dalam kesempatan yang sama, sebelum memasuki Ramadhan, Pengurus MES Nusa Tenggara Barat, Baiq Mulianah juga telah mengadakan kajian rutin secara tatap muka yang kemudian dilanjutkan dengan kajian secara daring.

“Sebelum Ramadhan ini ada diskusi yang kita lakukan di kafe dengan segementasi millennials untuk memperkenalkan ekonomi syariah. Kemudian untuk Ramadhan kemarin tema diskusi kita sesuaikan dengan momen dan memanfaatkan sistem daring sebagai alternatif forum di tengah pandemi.” ungkapnya

Lebih lanjut, Baiq juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan dengan menerapkan kedua sistem kajian yang berbeda.

“Sebelum Ramadhan kita bisa bertemu secara langsung dan diskusinya lebih nyambung sedangkan kemarin ketika sistem daring itu lebih luas jangkauanya namun terkendala jaringan yang tidak stabil, ada plus minusnya tapi keseluruhan saya rasa baik untuk kita adaptasi dengan situasi.”jelasnya

Selain sistem kajian, konsep tema yang diusung di bulan Ramadhan ini juga berbeda. Adapun konsentrasi dari tema tersebut adalah ibadah maliyah di dalam kehidupan nyata.

“Kita fokus dengan ibadah Ramadhan dan lebih ke semangat ibadah yang memiliki konsekuensi tidak hanya di diri kita, sifatnya jangka panjang seperti melakukan puasa dengan kesadaran tanggung jawab sosial yang akhirnya bergerak produktif untuk bersedekah atau melakukan hal kebaikan sosial lainnya.” pungkas Baiq

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *