Masih banyak pelaku UMKM di Aceh Besar yang menghadapi kesulitan dalam mengakses produk dan layanan keuangan, mendorong Pengurus Daerah MES Aceh Besar untuk melakukan audiensi sekaligus bersilaturahmi dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto Purubaskoro, pada Kamis (19/12).
Ketua Umum MES Aceh Besar, Amalia, mengatakan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah penting untuk mendukung pemberdayaan UMKM, memperluas akses keuangan syariah, dan mendorong pengembangan ekonomi berbasis syariah di wilayah tersebut.
“Langkah awal ini diharapkan mampu memperkuat literasi keuangan, mendukung pemberdayaan UMKM, dan mendorong pengembangan ekonomi berbasis syariah di wilayah ini,” jelasnya.
Amalia juga menyatakan harapannya agar sinergi ini dapat membawa perubahan positif, terutama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Keberadaan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Qanun Jinayat menjadi landasan kokoh untuk memperluas inklusi keuangan syariah, khususnya bagi pelaku UMKM.”
Namun, ia menggarisbawahi tantangan dalam pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang masih kerap disalahgunakan untuk kebutuhan konsumtif.
“Hal ini harus menjadi perhatian agar KUR dapat tepat sasaran dan benar-benar menyentuh sektor UMKM,” tegasnya.
Sekretaris Umum MES Aceh Besar, Zakiah Zainun, mengungkapkan bahwa pesantren memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi, terutama melalui peningkatan literasi ekonomi syariah di kalangan santri dan alumni.
“Kami ingin membangun kesadaran ekonomi syariah sejak dini, khususnya bagi para santri dan masyarakat sekitar pesantren,” ujarnya.
Menurutnya, pemberdayaan ekonomi pesantren perlu didukung oleh penguatan kapasitas sumber daya manusia serta penguatan Koperasi Dayah agar upaya ini lebih optimal.
“Selain itu, penambahan modal usaha di sektor ritel menjadi langkah strategis untuk mendukung kemandirian pesantren,” pungkasnya.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES