Fasilitasi Sertifikasi Halal, MES dan PNM Genjot Daya Saing UMKM Halal Bali

Fasilitasi Sertifikasi Halal, MES dan PNM Genjot Daya Saing UMKM Halal Bali

Nilai pasar produk halal dunia diperkirakan menembus US$2,8 triliun pada 2025. Meski peluang di Indonesia terbuka luas, pemahaman pelaku usaha mikro mengenai pentingnya sertifikasi halal masih rendah.

Merespons kondisi tersebut, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menyelenggarakan Halalpreneur Fest pada Jumat (14/11) di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja, Buleleng. 

Acara ini tidak hanya menghadirkan beragam produk, tetapi juga menyediakan ruang edukasi bagi nasabah Mekaar dan ULaMM seputar nilai halal, pengembangan usaha, dan penguatan jejaring bisnis.

Direktur Bisnis PNM, Kindaris, menilai keberlanjutan usaha tidak cukup bertumpu pada pembiayaan, tetapi memerlukan ekosistem pendampingan yang memadai.

“Melalui Halalpreneur Fest, PNM menghadirkan pelatihan, coaching clinic, dan fasilitasi percepatan penerbitan sertifikat halal,” ujarnya.

Hingga Oktober 2025, PNM telah memfasilitasi lebih dari 1.460 Sertifikat Halal Self Declare dan dua Sertifikat Halal Regular melalui 58 cabang bekerja sama dengan delapan LP3H.

“PNM memastikan nasabah mendapat pendampingan menyeluruh, termasuk aspek keberkahan usaha. Produk halal berpotensi menjadi masa depan ekonomi rakyat karena memadukan nilai kebaikan dan daya saing,” katanya.

Berita terkait  Porsi Ekonomi Syariah Masih Rendah, MES Jawa Barat Adakan Sosialisasi Sertifikasi Halal

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Sekretariat Pusat MES, Herry Aslam Wahid, menilai kolaborasi berbagai pihak, termasuk lembaga pembiayaan mikro, diperlukan untuk memperluas akses dan literasi sertifikasi halal.

“Program ini menjadi bukti bahwa kita serius mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam industri halal global,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti Halalpreneur Fest dapat mempercepat pemahaman pelaku usaha mengenai standar halal dan mendorong peningkatan kualitas produk.

“Pendampingan yang berkelanjutan akan menentukan seberapa siap pelaku usaha mikro menembus pasar halal,” tuturnya.

Di Buleleng, salah satu nasabah PNM ULaMM, I Gede Rediawan, mengembangkan usahanya dari kerajinan kaca tiup hingga merintis restoran Sari Timbul by Kubu Bali yang memadukan seni dan kuliner lokal. Melalui pembiayaan PNM sebesar Rp350 juta, usahanya tumbuh menjadi destinasi kreatif berbasis seni.

Berita terkait  Resmi dilantik, Erick Thohir Inginkan PW MES DKI Jakarta mampu Hadirkan Terobosan Kreatif dan Inovatif

Rediawan juga menempuh sertifikasi halal regular untuk memastikan seluruh hidangan memenuhi standar kehalalan.

“Sertifikat halal bagi saya adalah komitmen moral menjalankan usaha dengan cara yang benar,” jelasnya.

Melalui rangkaian kegiatan ini, MES dan PNM ingin menegaskan bahwa pemberdayaan bukan hanya mendorong pertumbuhan usaha, tetapi juga menghadirkan manfaat bagi keluarga, lingkungan, dan masyarakat luas.

Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid

Sumber foto : Dokumentasi MES


Eksplorasi konten lain dari Masyarakat Ekonomi Syariah

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *