UMKM dan Pasar Modal Dongkrak Ekonomi Syariah Yogyakarta

UMKM dan Pasar Modal Dongkrak Ekonomi Syariah Yogyakarta

Ekonomi syariah di Yogyakarta terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Capaian ini terlihat dari berbagai sektor, mulai dari pasar modal syariah, perbankan, hingga industri halal yang semakin mendapat perhatian luas. 

Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Wilayah MES DI Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, dalam Talkshow Teras Kepatihan di Gedung Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta, Rabu (24/9).

Edy menjelaskan bahwa mayoritas penduduk DIY berjumlah sekitar 3,5 juta jiwa atau lebih dari 90 persen beragama Islam. Kondisi ini menurutnya menjadi potensi besar bagi berkembangnya industri halal dan keuangan syariah di daerah tersebut.

“Angka ini menjadi basis pasar yang kokoh untuk pengembangan produk halal, layanan keuangan syariah, dan pariwisata ramah muslim,” ujarnya.

Pasar modal syariah di DIY juga mengalami perkembangan signifikan. Dari sekitar 150 ribu investor syariah nasional, hampir 9 ribu di antaranya berasal dari DIY. Meski begitu, Edy mengatakan literasi masyarakat masih perlu ditingkatkan agar semakin banyak yang terjun ke pasar modal syariah.

Di sisi lain, sektor perbankan syariah turut menunjukkan kinerja positif. Hingga awal 2025, total kredit perbankan di DIY menembus Rp63 triliun, dengan hampir setengahnya disalurkan kepada UMKM.

“Namun, sekitar 6 dari 100 kredit UMKM masuk kategori bermasalah. Hal ini menandakan perlunya pendampingan intensif serta penguatan manajemen risiko,” jelas Edy.

Edy menambahkan, pencapaian DIY sejauh ini berada di atas rata-rata nasional, salah satunya melalui raihan penghargaan Adinata Syariah. Penghargaan ini menjadi bukti kolaborasi akademisi, praktisi, komunitas, dan pemerintah daerah dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang sehat dan berkelanjutan.

“Adinata Syariah bukan sekadar simbol prestasi, melainkan pengakuan atas kerja kolektif berbagai pihak. Artinya, DIY sudah berada di jalur yang benar, tinggal menjaga konsistensi dan memperluas dampaknya ke masyarakat,” ujarnya.

Meski demikian, masih ada kesenjangan antara pengetahuan dan pemanfaatan produk syariah. Banyak masyarakat yang sudah mengenal produk tersebut, tetapi belum menjadikannya pilihan utama.

“Harapannya, ekonomi syariah benar-benar menghadirkan manfaat kompetitif bagi konsumen dan pelaku, bukan sekadar alternatif, tetapi pilihan utama yang adil, transparan, dan sesuai prinsip syariah,” tegasnya.

Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid

Sumber foto : Dokumentasi MES


Eksplorasi konten lain dari Masyarakat Ekonomi Syariah

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *