Pengurus Daerah MES Kota Pekalongan menegaskan komitmennya dalam mendorong perkembangan keuangan syariah melalui kegiatan edukatif dan inklusif. Salah satunya melalui Festival Syariah bertajuk SYAFAAT, yang diselenggarakan pada 23–24 Agustus.
Festival yang diselenggarakan bersama Bank Indonesia ini menjadi momentum awal setelah pelantikan pengurus MES Kota Pekalongan pada Juli lalu, sekaligus sarana sosialisasi ekonomi syariah kepada masyarakat luas.
Ketua Umum MES Kota Pekalongan, M. Andy Arslan Djunaid, menegaskan bahwa edukasi keuangan syariah menjadi kunci penguatan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. Menurutnya, meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, penerapan ekonomi syariah masih tertinggal dibandingkan negara lain, termasuk beberapa negara di Eropa.
“Kegiatan seperti Festival Syafaat penting untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap sistem keuangan berbasis syariah. Literasi yang baik akan mendorong inklusi keuangan yang lebih merata, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Festival ini tidak hanya memperkenalkan berbagai jenis transaksi keuangan syariah, tetapi juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan QRIS dalam mendukung gerakan wakaf produktif, seperti permodalan bagi pelaku usaha kecil dan pengembangan UMKM berbasis syariah.
“Inovasi ini diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi umat secara lebih adil, berkelanjutan, dan berdampak nyata. Dengan pengelolaan yang tepat, wakaf bisa menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andy menyampaikan harapannya agar transaksi QRIS di Pekalongan dapat menjadi yang terbesar di antara festival-festival syariah lain di Indonesia. Menurutnya, keunggulan digitalisasi transaksi ini sejalan dengan semangat kolaborasi dan inklusi yang digaungkan MES.
“Dengan semangat kolaborasi dan edukasi, kami ingin memperkuat gerakan ekonomi syariah yang tidak hanya memberikan manfaat secara finansial, tetapi juga membawa keberkahan bagi masyarakat luas,” tutupnya.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas sepanjang festival. Aminah, warga Kecamatan Tirto, mengaku terbantu dengan kemudahan transaksi menggunakan QRIS.
“Pembayarannya mudah dengan QRIS, cepat, aman, dan tanpa repot bawa uang tunai. Cara ini praktis dan mendukung gerakan non-tunai pemerintah. Semoga kegiatan seperti ini lebih sering diadakan,” ujarnya.
Senada dengan Aminah, Hari Nugroho, warga Kelurahan Bendan Kergon, mengaku senang bisa membeli paket sembako dengan harga lebih terjangkau.
“Harganya lebih murah dibandingkan di pasaran. Apalagi bayarnya pakai QRIS, tambah lebih murah lagi. Jadi bisa mengurangi pengeluaran,” katanya.
Berbeda dari tahun sebelumnya, SYAFAAT 2025 tampil lebih meriah lewat sinergi antara pemangku kepentingan dengan menghadirkan beragam rangkaian acara seperti pameran UMKM, kompetisi kreatif, talk show tematik, dengan puncak acara ditutup dengan Gema Dakwah Ustadz Maulana dan malam apresiasi bagi para pemenang lomba.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES
Eksplorasi konten lain dari Masyarakat Ekonomi Syariah
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.