Program Mawar Emas (Melawan Rentenir berbasis Masjid) yang diinisiasi oleh MES NTB telah memasuki angkatan ke-10. Bekerja sama dengan KPw Bank Indonesia NTB, Kantor Regional OJK NTB, Bank NTB Syariah, serta didukung oleh BPJS Ketenagakerjaan Mataram, program ini ditandai dengan penyelenggaraan pelatihan bagi 50 takmir masjid selama tiga hari yaitu pada Senin hingga Rabu, 23-25 Mei 2022 bertempat di masjid Riyadhus Shalihin, Desa Sengkol, Lombok Tengah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji menyampaikan, dalam menjaga pertumbuhan ekonomi daerah, Bank Indonesia NTB memiliki lima pilar yang harus dilakukan, yaitu pengendalian inflasi, pengembangan ekspor, pengembangan ekonomi syariah, ekonomi digital, dan inklusifitas.
Saptaji menegaskan bahwa dari kelima pilah tersebut, ekonomi syariah merupakan sumber pertumbuhan ekonomi baru dalam mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Pihaknya memandang masjid dapat memiliki fungsi yang lebih kompleks seperti yang dipraktikkan pada zaman Nabi yaitu tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual, melainkan sebagai tempat untuk memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi yang ada di masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.
Sementara itu, Ketua Umum MES NTB, Baiq Mulianah menyampaikan bahwa sejak diluncurkan, sudah ada sebanyak 1.500 orang yang sudah mengakses Mawar Emas yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di provinsi NTB.
Baiq melanjutkan bahwa program ini memberikan pinjaman tanpa bunga dan marjin kepada masyarakat (kelompok masyarakat) untuk berwirausaha. Selama masa pinjaman, MES dan bank syariah akan melakukan pendampingan kepada kelompok-kelompok masyarakat ini agar pinjaman yang diterima tepat sasaran dan digunakan sesuai dengan tujuan dari Mawar Emas.
Menjadi bagian dari serangkaian acara Road To Fesyar 2022, Program Mawar Emas angkatan ke-10 ini mendorong para takmir masjid melakukan proses pendampingan dan pemberdayaan ekonomi kepada para nelayan yang berada di Desa sekitar area Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Para takmir dari 25 masjid di Lombok Tengah dan Lombok Barat ini juga dilatih perihal proses dan kegiatan transaksi non tunai menggunakan QRIS. Hal ini untuk mendukung upaya digitalisasi ekonomi yang tengah digalakan oleh pemerintah. Setelah mengikuti pelatihan, para takmir akan membentuk kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 20 orang pelaku UMKM yang akan diberikan pinjaman usaha.