Peluang dan tantangan nyata dalam pengembangan ekonomi syariah menjadi bahasan utama dalam Rapat Konsolidasi Wilayah (Rakoswil) MES Bali Nusra yang diselenggarakan pada Sabtu (30/8).
Kegiatan yang dihadiri pengurus MES se-Bali dan Nusa Tenggara ini membahas peran MES dalam membumikan ekonomi syariah sekaligus mendukung program ekonomi kerakyatan Presiden Prabowo Subianto.
Sekretaris IV MES Pusat, Teguh Santosa, menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintah menghidupkan kembali mekanisme ekonomi berbasis kerakyatan.
“Wujud keseriusan pemerintah saat ini adalah menghadirkan program ekonomi partisipatif yang adil dan merata, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih (KMP), dan Sekolah Rakyat (SR),” tuturnya.
Teguh menilai bahwa program tersebut melibatkan partisipasi masyarakat secara masif, mulai dari hulu hingga hilir, yang sejatinya menjadi ciri khas sistem ekonomi syariah.
Setelah pembukaan, agenda dilanjutkan dengan Forum Group Discussion (FGD) yang memantik sejumlah isu strategis di Bali Nusra, seperti rendahnya literasi ekonomi syariah, dominasi lembaga keuangan konvensional, belum optimalnya peran MES di tingkat daerah, serta potensi pariwisata halal yang belum dikelola maksimal.
Pengurus Pengurus Daerah MES Sumbawa, Rai Saputra, mengusulkan pembentukan koperasi syariah percontohan di tiap daerah sebagai model bagi lembaga keuangan mikro yang ingin bertransformasi ke sistem syariah.
“Keberadaan satu koperasi syariah percontohan menjadi momentum bagi MES daerah untuk menghadirkan lembaga keuangan syariah yang dapat menjadi rujukan, termasuk untuk koperasi konvensional yang ingin bersyariah,” jelasnya.
Rekomendasi juga datang dari berbagai daerah. Pengurus Daerah MES Sumbawa Barat mendorong literasi pelaku usaha kecil dan pengembangan pariwisata halal, sementara Pengurus Daerah MES Lombok Timur mengajak Kementerian Agama berkolaborasi agar penyuluh agama turut mengedukasi masyarakat hingga ke akar rumput.
Sementara itu, Pengurus Wilayah MES Nusa Tenggara Timur menekankan pentingnya membina jiwa kewirausahaan generasi muda agar siap memulai dan mengelola usaha berbasis prinsip syariah. Adapun Pengurus Wilayah MES Bali menyoroti perlunya penyegaran kepengurusan agar lebih adaptif dan responsif dalam membumikan ekonomi syariah di wilayahnya.
Rakoswil ditutup dengan respons Direktur Eksekutif Kantor Pusat MES, Herry Aslam Wahid, yang menggarisbawahi pentingnya sinergi daerah dengan program MES Pusat.
“Pola penguatan ekonomi syariah dapat dilakukan melalui kemitraan dengan badan usaha MES, mulai dari sertifikasi halal untuk UMKM, advokasi untuk penyelesaian sengketa lembaga keuangan syariah, hingga peningkatan kapasitas SDM melalui program literasi ekonomi syariah,” tutupnya.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES
Eksplorasi konten lain dari Masyarakat Ekonomi Syariah
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.