Economic Outlook  MES DIY  Bahas Pengembangan Industri Halal

Economic Outlook MES DIY Bahas Pengembangan Industri Halal

Pada kamis 28 Januari 2021, Pengurus Wilayah MES DIY mengadakan diskusi online bertajuk Economic Outlook DIY 2021 dengan tema “Outlook Industri Halal, Harusnya Menjadi Raja saat Pandemic Berakhir” yang diikuti oleh kalanngan mahasiswa, praktisi dan perwakilan dari beberapa intansi. Diskusi ini merupakan lanjutan dari diskusi sebelumnya yang telah terlaksana pada tanggal 21 Januari 2021.

Hadir sebagai narasumber diskusi, Ketua bidang pemberdayaan MES DIY, Wulan dan ketua Korps Alumni Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam sekaligus Ketua Bidang Pendidikan MES DIY, Ahmad Akbar Susamto.

Dalam diskusi tersebut, Wulan menyampaikan masih banyak kendala yang menghalangi pengembangan industry halal di Indonesia, terutama dari segi presepsi masyarakat umum. Wulan menjelaskan banyak dari mereka yang masih berpikir bahwa menyediakan produk halal terlalu rumit. Sehingga perlu dilakukan pelatihan dan sosialiasasi masif agar rantai ekosistem halal yang ingin dibentuk bisa tercapai.

Berita terkait  MES UK Sukses Selenggerakan British Islamic Economic Society Conference 2021

Lebih lanjut, Wulan mengungkapkan jika MES DIY sendiri dalam upaya membangun ekosistem industry halal telah menghadirkan kegiatan lelang produk halal yang dilakukan melalui media sosial dengan bekerjasama dengan Jogja halal Festival. Baginya, meski kegiatan tersebut berskala kecil dan hanya melalui media sosial, namun bisa membuka peluang bisnis industry halal di kala pandemic.

Sementara itu, Akhmad Akbar Susamto yang menjadi narasumber kedua dalam diskusi tersebut mengungkapkan meskipun ada beberapa daerah di Indonesia yang sedikit mengalami resistensi dalam menghadirkan produk halal, namun dalam menyikapi hal tersebut, perlu adanya pendekatan yang lebih ekonomis, yang memberikan gambaran terkait untung rugi dalam memasarkan produk halal.

Berita terkait  Wapres: Ekosistem Halal Harus Kedepankan Kualitas

Akbar mengambil contoh daerah Bali yang penduduknya minoritas muslim tapi terdapat BPRS yang masih bertahan hingga saat ini. Hal tersebut, bagi Akbar merupakan bukti bahwa selalu ada potensi yang bisa dimaksimalkan meskipun ada resistensi kedaerahan dari masyarakat setempat. Dalam menutup materinya,, Akbar menyampaikan pentingnya peran serta semua kalangan untuk turut berkontribusi dalam pengembangan industry halal dengan pendekatan ekonomis dan persuasif. Dirinya juga menekankan untuk tidak terjebak dalam penyelesaian yang politis yang berujung pada berdebatan dalam mendakwahkan pentingnya industry halal bagi perekonomian di Indonesia.

Sumber Gambar: http://news.unair.ac.id

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *