Memperkuat arah strategi ekonomi dan keuangan syariah tahun 2026, Pengurus Wilayah MES DI Yogyakarta mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah DIY: Refleksi 2025 dan Arah Strategi Kolaboratif 2026 pada 25-26 November.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DI Yogyakarta, Sri Darmadi Sudibyo, menekankan bahwa FGD ini menjadi momentum penting dalam menyusun roadmap ekonomi syariah DIY.
“Mengingat potensi Yogyakarta sebagai kota pelajar dan pusat cendekiawan, forum ini diharapkan mampu menghasilkan arah strategi yang terukur dan inovatif,” tuturnya.
Darmadi juga menyoroti aplikasi digital Gandeng Gendong sebagai contoh inovasi pengelolaan ZISWAF yang kini menjadi rujukan bagi BI di daerah lain.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum MES DI Yogyakarta, Priyonggo Suseno, menyebut perkembangan ekonomi syariah DI Yogyakarta menunjukkan akselerasi yang membanggakan.
“Forum ini menjadi sarana penting untuk menghadapi tantangan digitalisasi, literasi masyarakat, dan penguatan basis investor di wilayah Yogyakarta,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa MES DI Yogyakarta berperan sebagai penghubung lintas lembaga agar setiap program ekonomi syariah terukur, terintegrasi, dan berdampak nyata.
“Fokus kami adalah memperkuat UMKM, industri halal, dan kapasitas generasi muda dalam kerangka strategi 2026,” pungkasnya.
FGD menghadirkan narasumber dari BI dan KNEKS, serta menghasilkan rekomendasi strategis yang menjadi dasar penyusunan policy brief 2026 sebagai panduan implementasi program ekonomi syariah yang lebih terarah dan berdampak luas.
Penulis : Muhammad Lutfi N.S. | Editor : Herry Aslam Wahid
Sumber foto : Dokumentasi MES
Eksplorasi konten lain dari Masyarakat Ekonomi Syariah
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.



